Rabu, 24 Juni 2009

Yang Terakhir



Yang Terakhir

Oleh: Asnawin

Suatu hari ketika pulang kampung
Adik saya mengajak ke pasar
Dia membelikan saya sepasang sepatu
Sepatu itu lalu kupakai beraktivitas sehari-hari

Suatu hari seusai berobat
Adik saya mengajak makan siang
Kami makan nasi kuning di tepi jalan
Sambil berbincang-bincang

Suatu hari menjelang magrib
Adik saya berkunjung
Dia datang bersama seorang kawannya
Mereka berdua menginap di rumah kontrakanku

Suatu hari ibuku menelepon
Adik saya menanyakan kabarku
Dia bertanya mengapa aku
Tak pernah meneleponnya

Suatu hari di bulan November
Adik saya itu meninggal dunia
Dan aku tak sempat melihat jenazahnya
Karena terlambat pulang kampung

Rupanya sepatu yang ia beli untukku
Rupanya makan nasi kuning di tepi jalan
Rupanya kedatangannya menginap di rumahku
Rupanya telepon adikku melalui ibuku

Adalah yang terakhir
Yang terakhir untukku
Kenangan terakhir
Yang terakhir

Adikku....
Maafkan aku....
Maafkan karena tak mampu menangkap....
Isyarat darimu....

Semoga di alam sana....
Engkau tenang....
Semoga Sang Maha Pengasih....
Mengampuni dosa-dosamu....

Senin, 15 Juni 2009

Prof Tahir Malik Ketua ESQ Kopertis IX





keterangan gambar:
Prof Tahir Malik


Prof Tahir Malik Ketua ESQ Kopertis IX

Makassar, 8 Juni 2009

Prof Dr HM Tahir Malik MS (Universitas Satria, Makassar) terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum Alumni ESQ Kopertis IX Sulawesi periode 2009-2011 pada pembentukan dan pemilihan pengurus di Kantor Kopertis IX Sulawesi, Jl. Bung, Makassar, Senin, 8 Juni 2009.

Pada acara yang dipandu Sekretaris Kopertis IX Sulawesi, Drs H Ibrahim Saman MM, dan dihadiri belasan alumni ESQ, sebenarnya ada tiga nama yang muncul sebagai calon ketua, namun Prof Dr Hj Maemunah Dawy (STKIP YPUP) dan Prof Dr Syamsiah Badaruddin (UIT Makassar), sepakat menyerahkan amanah jabatan ketua kepada Prof Tahir Malik.

Prof Maemunah Dawy dan Prof Syamsiah Badaruddin kemudian ditetapkan sebagai wakil ketua. Jabatan sekretaris diserahkan kepada Dr Roslina Alam SE MS (UMI Makassar), Wakil Sekretaris Andi Muhammad Amir SH (Kopertis IX), dan Bendahara Drs H Abdul Azis DP SH MP (UVRI Makassar).

Koordinator Kopertis IX Prof Dr HM Basri Wello MA ditetapkan sebagai pembina, sedangkan Sekretaris Pelaksana Kopertis IX Sulawesi, Drs H Ibrahim Saman MM sebagai penasehat. Kepengurusan dilengkapi dengan beberapa bidang, yakni Bidang Organisasi, Bidang Kerjasama, Bidang Pelatihan, serta Bidang Dana.

”Alumni Training ESQ Kopertis IX sudah dua angkatan, tetapi baru kali ini kita bentuk pengurus forum alumninya,” jelas Ibrahim Saman yang didampingi Humas Asnawin, kepada wartawan seusai acara pembentukan dan pemilihan pengurus.

Kepada pengurus baru, dia berharap agar mensosialisasikan ESQ dan manfaatnya bagi para dosen, mahasiswa, serta civitas akademika.

”Sebagai alumni, saya juga merasakan bagaimana manfaat dan pengaruh training ESQ dalam diri saya dan dalam meningkatkan kinerja,” ungkap Ibrahim yang ikut Training ESQ Angkatan I beberapa bulan silam.

Pada umumnya, lanjut dia, setelah mengikuti training ESQ, orang akan mampu mengungkapkan kekuatan yang ada pada dirinya, menyegarkan kembali potensi diri, serta membebaskan belenggu yang selama ini menutupi pikiran.

“Training ESQ ini juga membuat para peserta dapat memahami pentingnya pekerjaan dan kehidupannya, serta menyeimbangkan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual,” tuturnya.

Mengutip hasil penelitian beberapa lembaga, dia mengatakan, IQ setinggi-tingginya hanya 20% berpengaruh dalam keberhasilan kinerja, sedangkan yang terjadi rata-rata berkisar 6% saja.

Penelitian lain, kata Ibrahim, menemukan bahwa hanya 15% orang yang sukses karena kemampuan teknisnya, sedangkan 85% lainnya karena faktor-faktor kepribadian.

”Data ini menunjukkan bahwa kepribadian memiliki pengaruh yang sangat dominan dalam membangun sumber daya manusia (SDM),” ungkap Ibrahim. (win)

ESQ Bagi Mahasiswa

Prof Tahir Malik secara terpisah mengatakan, pengurus akan mendorong diadakannya training ESQ bagi mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS).
”Kalau perlu Posma diganti saja dengan ESQ,” katanya.
Sebagai langkah awal, katanya, pihaknya akan segera mensosialisasikan ESQ kepada seluruh PTS di wilayah Kopertis IX Sulawesi.
”Training ESQ akan didesentralisasikan kepada masing-masing PTS atau APTISI provinsi, tetapi kami juga akan mengadakan training ESQ di tingkat Kopertis IX,” tandas Tahir.
Humas Kopertis IX Asnawin menambahkan, Kopertis Wilayah IX Sulawesi telah mengadakan Training ESQ sebanyak dua angkatan, yang secara keseluruhan menghasilkan lebih dari 200 alumni. Training ESQ angkatan kedua dilangsungkan di Hotel Imperial Aryaduta Makassar, 5-7 Juni 2009.

Negara Mati Sebelum Lahir

Prof Dr Muin Fahmal SH MH:
Negara Mati Sebelum Lahir

Negara sama dengan manusia. Dia mati sebelum lahir. Pada dirinya terdapat unsur-unsur kematian yaitu otak dan jantung. Otak negara adalah eksekutif, jantungnya adalah legislatif.

Jika otak manusia rusak, boleh jadi dia akan lumpuh dan linglung, tetapi manusia tersebut kemungkinannya masih hidup. Jika jantungnya berhenti berdenyut, binatang pun mati.

Demikian kata pembuka Prof Dr Muin Fahmal SH MH pada acara bedah bukunya yang berjudul ’’Peran Asas-asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih“, di Ruangan e-Learning Kantor Kopertis IX Sulawesi, Jl. Bung, Km 9, Makassar, Senin, 4 Mei 2009.

Bedah buku tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2009 yang diadakan oleh Kopertis Wilayah IX Sulawesi.

Pemerintahan yang bersih (clean government), katanya, dewasa ini menjadi kajian yang sangat menarik. Diskusi, kajian ilmiah, dan pada tataran pemerintahan, seakan tidak lengkap jika tidak diarahkan kepada tujuan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih.

“Buku saya ini mengkaji dan memaparkan konsep-konsep clean government dan good governance, serta general principles of good administration, sebagai instrumen penting dalam mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa,“ tutur Muin.

Pemerintahan yang bersih mencakup keinginan agar pemerintah bersih, namun jika pemerintah saja yang bersih, tidak dapat menyelesaikan semua masalah.

Pemerintah tidak bersih, katanya, bisa terjadi karena salah prosedur. Boleh jadi landasan yang digunakan telah dilaksanakan secara tepat, tetapi landasan tersebut telah terlebih dahulu mengandung cacat nilai.

“Pengertian bersih tidak cukup serta merta diartikan sebagai suatu pemerintahan yang bersih dari segala bentuk korupsi, karena korupsi sering dengan sengaja dipersempit artinya, yakni hanya sebatas perbuatan melanggar hukum yang merugikan keuangan negara,“ papar Muin.

Sebagai suatu pengertian, lanjut Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, hendaknya “bersih“ mencakup pula efisien, efektif, terbuka, dan akuntabel.

“Tidak sekadar perbuatan melawan hukum. Dengan cakupan ini, maka asas-asas umum pemerintahan yang layak akan bertemu dengan asas lain, yaitu good governance,” jelas Muin.

Selain buku karya Prof Muin Salim, acara tersebut juga membedah buku karya Prof Dr M Tahir Malik MS (Kepemimpinan Uwa’ dalam Administrasi Publik), dan buku karya Dr H Masnama Tadjo MS.

Tampil sebagai pembedah Prof Dr HM Idris Arief MS, Prof Dr Mas Bakar SH MH, sedangkan pembanding Prof Dr Natsir Hamzah dan Dr Melantik Rompegading.

Acara bedah buku yang turut disaksikan melalui teleconference oleh beberapa perguruan tinggi di Sulawesi itu, dibuka oleh Koordinator Kopertis Prof Dr HM Basri Wello MA, dan dihadiri Sespel Kopertis IX Sulawesi Drs H Ibrahim Saman MM, Ketua Panitia Hardiknas Kopertis IX Prof Dr Syamsul Ridjal, serta sejumlah undangan. (asnawin/humas Kopertis IX Sulawesi)