Jumat, 26 November 2010

Penularan HIV AIDS di Sulsel Memprihatinkan

Penularan HIV AIDS di Sulsel Memprihatinkan

Laporan Elvianus Kawengian
(Peserta Workshop Mewakili PWI Sulsel)

PERKEMBANGAN dan penularan HIV dan AIDS di Sulsel mengalami perkembangan yang semakin memprihatinkan, dimana jumlah kasus HIV dan AIDS terus meningkat dan wilayah penularannyapun semakin meluas.

''Sulsel kini mengalami epidemi ganda HIV AIDS yang kini mencapai 3200 lebih penderita. Sulsel sudah mengalahkan Bali, sedangkan untuk penderita HIV AIDS di Indonesia mencapai 116.000 orang,'' kata Kepala Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Propinsi Sulsel, Dr dr Dwidjoko Purnomo, MPH pada acara Workshop Penyusunan Strategi Daerah Penanggulangan HIV dan AIDS Sulsel tahun 2011-2015 di Hotel Denpasar, Makassar.

Workshop dibuka Asisten III Bidang Kesra, Andi Yaksan Hamzah, diikuti peserta dari sejumlah instansi dan lembaga terkait, perguruan tinggi, LSM dan media, berlangsung dua hari, 24-25 Nopember 2010.

Untuk membangun mekanisme kerja dalam sistem pencegahan dan penangulangan HIV dan AIDS di Sulsel, menurut Dwidjoko Purnomo, diperlukan konsolidasi dan koordinasi integrasi program secara kelembagaan dan fungsional.

Kebijakan pencegahan dan penanggulangan selama ini dilaksanakan secara terpadu melalui upaya peningkatan perilaku hidup sehat yang dapat mencegah penularan, memberikan pengobatan, perawatan, dan dukungan serta penghormatan terhadap hak azazsi manusia kepada orang yang mengidap HIV dan AIDS.

''Disini kita harapkan keluarga penderita secara keseluruhan dapat meminimalisir dampak epidemik dan mencegah diskriminasi serta stigmatisasi,'' ujar Dwidjoko.

Dia mengaku program-program penanggulangan semakin digalakkan namun belum optimal karena anggaran masih terbatas. Karena itu penanggulangan HIV dan AIDS Sulsel lima tahun ke depan perlu disusun kegiatan strategi daerah yang diprioritaskan.

''Intinya bagaimana menekan laju perkembangan populasi AIDS di Sulsel yang kian meningkat. Selama ini kampanye penggunaan kondom di tempat-tempat prostitusi dan lokasi rawan epidemi masih dianggap sebagai primadona pencegahan HIV AIDS yang efektif,'' tambahnya.

Sementara itu Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) Sulsel, H Muh Saleh Rajab mengungkapkan, Sulsel rawan HIV AIDS karena berada diantara kawasan Timur dan Barat, sehingga menjadi daerah lintasan rawan AIDS.

''Umumnya orang transit di bandara Makassar, demikian di pelabuhan Makassar juga begitu. Sehingga tidak heran kalau Makassar menjadi kota transito sekaligus transito AIDS,'' tutur Saleh Rajab.

Menurut dia, kasus baru ditemukan di Sulsel setiap hari ada dua orang terinveksi HIV AIDS, sehingga kedepan semua pihak terkait harus mencermasti apa yang harus dilakukan untuk menekan laju perkembangan AIDS.

Rajab berharap pemerintah melalui DPRD memberi dukungan dana APBD yang cukup untuk penanggulangannya, karena daerah selama ini seperti tidak peduli lagi dengan AIDS. Buktinya ada yang anggarannya hanya Rp 100 juta, bahkan ada daerah yang tidak memberi porsi anggaran untuk penanggulangan AIDS.

Keluhan yang sama diakui Kepala Biro Bina Napza dan HIV-AIDS Propinsi Sulsel, Dwidjoko Purnomo. Biro ini termasuk yang paling sedikit anggarannya. ''Mungkin dianggap biro baru, padahal negara-negara donor juga sudah berhentikan bantuannya,'' katanya.

Dengan kendala masih terbatasnya dukungan finasial ini juga diakui cukup membawa implikasi dari implementasi progmam yang dilaksanakan, sehingga terkesan hanya bersifat sektoral dan belum terwujud secara optimal meskipun ketentuan dan peraturannya sudah ada.

''Pusat rehabilitasi narkoba terbesar di Indonesia Timur akan dibangun di Makassar. Kita juga ada pemikiran bagaimana korban-korban narkoba diberdayakan dengan kegiatan-kegiatan berguna dan menghasilkan secara ekonomi dalam satu tempat,'' tandasnya. (*)


[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Harga Styrofoam Kembali Melonjak

Harga Styrofoam Kembali Melonjak
-Eksportir Ikan Mengeluh


Frans Thioris


HARGA styrofoam (box gabus untuk pengemasan ikan ekspor) di Makassar, kembali melonjak naik. Harga gabus box AG 120 T dari Rp 40 ribuan naik sampai Rp 64.000 per box. Kenaikan bahkan tidak menentu karena hanya berselang beberapa hari, PT Kemasan Cipta Nusantara menaikkan harga lagi menjadi Rp 68.500 per box.

''Jadi rata-rata naik Rp 4500 per box. Ini membuat biaya operasional kami sebagai eksportir ikan menjadi tinggi sehingga dikuatirkan dapat mengganggu kestabilan harga lainnya,'' kata salah seorang pelaku ekspor ikan segar, Frans Thioris di Makassar, kemarin.

Sementara pihak PT Kemasan Cipta Nusantara sebagai pabrik tyrofoam satu-satunya di Makassar beralasan produksi styrofoam masih terbatas.

Menurut Frans, bila kondisi ini tidak segera diatasi maka bisa menghambat ekspor yang tentunya berdampak kurang menguntungkan bagi nelayan. Padahal, eksportir harus didukung oleh pemerintah untuk menciptakan devisa bagi negara. Karena itu dia berharap agar pemerintah memperhatikan masalah ini.

Keluhan yang sama juga dikemukakan eksportir lainnya, Hj Wiya Said dan Hendrik. Harga styrofoam yang naik setiap bulan membuat mereka mengalami kesulitan mendapatkan styrofoam. Kelangkaan itu pula membuat harganya seakan dipermainkan oleh pihak pabrikan.

Hj Wiya mengaku dia membutuhkan 100 box gabus perhari untuk packing ikan hidup dalam memenuhi kebutuhan ekspor buyernya di luar negeri. Karena ketatnya suplai styrofoam, Wiya juga mengaku pihak pabrik enggan mengantarkan orderannya bila pembayaran tidak segera dilunasi. Bahkan jatah yang dipesan hingga 200 box untuk persiapan stok tiap hari tidak bisa dipenuhi pabrik lantaran dibatasi.

Styrofoam yang produksinya terbatas antara lain ukuran AG 150 T, AG 120 T dan AG 50 ceper. Bagi eksportir yang masih punya stok lama kemungkinan kegiatan ekspor mereka masih bisa teratasi, namun bila produksi pabrik masih terbatas maka kemungkinan pula ke depan masih mengalami kesulitan.

''Kita berharap di Makassar ada lagi pabrik gabus agar kebutuhan styrofoam bisa teratasi dan tidak langka lagi. Dengan demikian harga juga bisa stabil, tidak seperti sekarang ini tiap bulan harganya naik dengan alasan stok pabrik terbatas,'' keluh Hj Wiya.

Apalagi PT Garuda Nusantara sudah tidak mempermasalahkan logo Garuda pada styrofoam sepanjang gabus memenuhi standarisasi Internasional sesuai berat dan ketebalan styrofoam yang telah ditentukan.

Sebelumnya di Makassar ada perusahaan styrofoam PT Calvindo, namun perusahaan ini sudah tidak berproduksi lagi. (elvianus kawengian)


[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Kamis, 11 November 2010

Karya Tulis Wartawan Sangat Bermanfaat

Karya Tulis Wartawan Sangat Bermanfaat


Keterangan gambar: Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (kiri) menyalami Ketua Seksi Pendidikan PWI Sulsel, Asnawin, pada acara penyerahan hadiah juara Lomba Karya Tulis Jurnalistik HUT ke-341 Provinsi Sulawesi Selatan, di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, Kamis, 11 November 2010. (foto: m nasir/humas pemprov sulsel)


Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo mengatakan, karya tulis dan karya foto wartawan akan sangat bermanfaat dan menjadi sebuah memori dari tahun ke tahun yang kita lewati bersama.

Pernyataan tersebut diungkapkan Syahrul pada penyerahan hadiah kepada para juara Lomba Karya Tulis Jurnalistik dan Lomba Foto Jurnalistik dalam rangka HUT ke-341 Provinsi Sulawesi Selatan, di Ruang Rapat Pimpinan Kantor Gubernur Sulsel, Kamis, 11 November 2010.

Penyerahan hadiah dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel Patabai Pabokori, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel dr Abdul Latief, Kepala Biro Humas dan Protokol Agus Sumantri, serta sejumlah pejabat dan undangan.

''Media adalah segalanya. Sekarang ini era media. Uni Sovyet kalah dari Amerika bukan karena letusan senjata, tetapi karena pencitraan. Jadi sekarang ini adalah eranya perang pencitraan,'' katanya.

Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulsel Agus Sumantri mengatakan, lomba tersebut bertujuan memberikan motivasi kepada para jurnalis dan fotografer.

''Insya Allah lomba ini akan dijadikan kalender tahunan yang dirangkaikan dengan Hari Ulang Provinsi Sulawesi Selatan,'' katanya.

Agus menambahkan, lomba Karya Tulis dengan tema ''Peranan Pendidikan dan Kesehatan Gratis dalam Upaya Meningkatkan Kualitas Masyarakat Sulawesi Selatan'' diikuti 20 peserta, sedangkan lomba Foto Jurnalistik HUT dengan tema ''Potensi-potensi Positif Provinsi Sulawesi Selatan'' diikuti 41 peserta (205 karya foto).

Kabag Humas Biro Humas dan Protokol Setprov Sulsel Lukmanuddin mengatakan, lomba karya tulis jurnalistik dalam rangka Hari Jadi ke-341 Sulawesi Selatan, dengan topik ''Sulsel Menulis untuk Hari Jadi ke-341'', terbuka untuk umum.

''Lomba karya tulis jurnalistik dan lomba foto ini terbuka untuk umum, tetapi karya yang diikutkan lomba harus sudah pernah termuat di media cetak,'' jelasnya.

Khusus lomba fotografi Bidik Sulsel, syaratnya karya foto belum pernah dipublikasikan dan juga belum pernah diikutkan lomba. Peserta diberi kebebasan dalam memilih objek yang memiliki potensi positif pada 24 kabupaten dan kota se-Sulsel. Setiap peserta dapat mengirim maksimal lima foto dalam bentuk cetak 5R dan soft copy.

Para Juara

Juara pertama lomba karya tulis jurnalistik direbut Ahmad M Sidik (wartawan harian Berita Kota Makassar). Tulisannya yang berjudul ''Pendidikan-Kesehatan Gratis Solusi Masa Depan Sulsel'', dimuat di harian Berita Kota Makassar, pada hari Rabu, 20 Oktober 2010.

Juara kedua Buyung Maksum (wartawan harian Fajar) dengan judul tulisan ''Saya Sulsel dan Saya Bangga, -Refleksi 18 Bulan Perda Gratis'' yang dimuat di harian Fajar, pada hari Selasa, 19 Oktober 2010.

Wartawan harian Tribun Timur, Tasman Banto, keluar sebagai juara ketiga dengan judul tulisan ''Pendidikan Gratis, Belum semua Gratis'', yang dimuat harian Tribun Timur pada hari Senin, 18 Oktober 2010.

Staf pengajar Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Makassar, Andi Muhammad Irawan, keluar sebagai juara harapan I. Tulisannya yang berjudul ''Pendidikan Gratis di Ultah ke-341 Sulsel, termuat di harian Tribun Timur pada hari Selasa, 19 Oktober 2010.

Juara harapan II direbut Asnawin, Ketua Seksi Pendidikan PWI Sulsel. Tulisannya berjudul ''Kuncinya Political Will dan Komitmen, -Catatan Atas Program Pendidikan dan Kesehatan Gratis di Sulsel'', dimuat harian Fajar, Rabu, 20 Oktober 2010.

Aktivis hak anak, Rusdin Tompo, keluar sebagai juara harapan III dengan tulisan berjudul ''Sekolah Gratis yang Membebaskan'' yang dimuat harian Fajar, Kamis, 14 Oktober 2010.


[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan anda di blog: http://kabupatenbulukumba.blogspot.com/.]

[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Rabu, 10 November 2010

Wartawan Senior Pedoman Rakyat Meninggal Dunia


Sesungguhnya kita berasal dari Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya. Salah seorang mantan wartawan harian Pedoman Rakyat, Abdul Djabbar Pattisahusiwa atau lebih akrab dipanggil Abu Pattisahusiwa, meninggal dunia dalam usia 73 tahun di Makassar, Senin malam, 8 November 2010, dan dimakamkan keesokan harinya di Pemakaman Islam Sudiang, Makassar.

Jumat, 05 November 2010

Sistem Jaminan Sosial Belum Memasyarakat


Berita halaman 4, harian Tribun Timur, Makassar, hari Jumat, 5 November 2010.


Sistem Jaminan Sosial Belum Memasyarakat

Sistem jaminan sosial nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 sampai sekarang belum memasyarakat, bahkan pejabat Pemprov Sulsel dan beberapa pejabat dari kabupaten dan kota se-Sulsel pun mengaku masih bingung.

Pengakuan itu terungkap pada kegiatan Fasilitasi Peningkatan Pelayanan Jaminan Sosial Sulawesi Selatan, yang diselenggarakan oleh Biro Bina Kesejahteraan Setda Provinsi Sulsel dan dibuka oleh Gubernur Sulsel diwakili Staf Ahli Pemprov Sulsel H Arifin Daud, di Hotel Denpasar, Makassar, Rabu, 3-4 November 2010.

''Sebenarnya saya juga masih bingung ketika kemarin diminta menjadi pembicara pada kegiatan ini dengan materi Pembahasan Masalah Pelayanan Jaminan Sosial, karena masalah pelayanan jaminan sosial ini sangat luas,'' ungkap Kepala Biro Hukum dan HAM Pemprov Sulsel Simon Lopang.

Beberapa peserta yang mewakili Pemkab dan Pemkot se-Sulsel, serta peserta dari instansi terkait tingkat provinsi Sulsel, juga mengaku belum pernah membaca UU nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.

''Kalau bisa panitia memfotokopi undang-undang itu lalu dibagikan kepada peserta, supaya diskusinya lebih hidup,'' usul salah seorang peserta.

Dalam kegiatan itu juga terungkap bahwa banyak pejabat yang baru mengetahui prosedur pelayanan kesehatan dasar gratis yang merupakan program kesehatan gratis Pemprov Sulsel dan Pemkab/Pemkot se-Sulsel, setelah Kadis Kesehatan Pinrang dr H Rusman Achmad MKes, yang hadir sebagai peserta memberikan penjelasan.

Terlepas dari beberapa fakta yang terungkap tersebut, beberapa peserta menilai program fasilitasi yang diselenggarakan Biro Bina Kesejahteraan Pempro Sulsel di bawah pimpinan Dra Andi Murlina itu sangat bermanfaat, bahkan mereka meminta Pemprov Sulsel mengadakannya secara rutin setiap tahun untuk memaksimalkan pelayanan jaminan sosial di daerah ini.

‘’Penilaian teman-teman peserta menunjukkan bahwa fungsi koordinasi sudah jalan. Buktinya, panitia berhasil menghadirkan peserta dari unsur lembaga penyelenggara jaminan sosial, antara lain PT Jamsostek, PT Askes, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, Dinas Pendidikan, Rumah Sakit, Bagian Kesra, bahkan beberapa peserta yang hadir adalah pimpinan SKPD,’’ kata Kasubag Jaminan Sosial Biro Bina Kesejahteraan Pemprov Sulsel, Subrawati SSos.

Kegiatan yang diikuti sekitar 50 peserta se-Sulsel itu berlangsung selama dua hari dengan materi Kebijakan Pemprov Sulsel tentang Program Jaminan Sosial, Mekanisme Pelaksanaan Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Kadis Kesehatan), Manajemen Pelayanan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT. Jamsostek Makassar), Pengelolaan dan Penyaluran Jaminan Sosial bagi Masyarakat Miskin (Kadis Kesehatan Sulsel), serta Evaluasi dan Teknik Pelaporan Pelaksanaan Jaminan Sosial (Kepala Biro Kesejahteraan Setda Pemprov Sulsel).

[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Rabu, 03 November 2010

Burhanuddin Mampo: Kami Tetap Cinta PWI Sulsel

Burhanuddin Mampo: Kami Tetap Cinta PWI Sulsel

Oleh Asnawin

Konferensi Cabang (Konfercab) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan telah selesai dan juga telah terpilih pengurus harian, serta pengurus Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Sulsel periode 2010-2015.

Di kepengurusan PWI Sulsel, trio Zulkifli Gani Ottoh, Mappiar HS, dan Nurhayana Kamar tetap menduduki jabatan sebelumnya yakni ketua, sekretaris, dan bendahara. Tidak ada perubahan.

Sementara jabatan Ketua DKD PWI Sulsel diduduki Ronald Ngantung dari harian Tribun Timur, Makassar. Laode Arumahi yang menjadi saingannya dalam pemilihan Ketua DKD dan semula diprediksi menjadi Sekretaris DKD, ternyata dijadikan sebagai salah seorang di antara sebelas penasehat PWI Sulsel.

Berbeda dengan kepengurusan PWI Sulsel yang mempertahankan trio Zulkifli, Mappiar, dan Nurhayana sebagai ketua, sekretaris, dan bendahara, dalam kepengurusan DKD PWI Sulsel tak satu pun pengurus lama yang dipertahankan, semuanya ''orang baru.''

Menanggapi komposisi kepengurusan PWI Sulsel dan DKD PWI Sulsel, mantan Bendahara PWI Sulsel Burhanuddin Mampo mengatakan, sebagai anggota PWI Sulsel dirinya bersama anggota PWI Sulsel yang tidak masuk dalam kepengurusan tetap mencintai PWI Sulsel.

''Meskipun tidak masuk dalam kepengurusan, kami tetap cinta PWI Sulsel. Jangan ragukan ke-PWI-an kami,'' katanya dalam bincang-bincang dengan pendiri dan pengelola blog pwi-sulsel.blogspot.com, di Makassar, Rabu, 3 November 2010.

Mantan Kepala Stasiun RRI Tual, Maluku Utara, berharap pengurus baru dapat bekerja lebih baik dibandingkan pengurus lama, dengan membuat program kerja yang benar-benar sesuai kebutuhan.

Pengurus baru diharapkan tetap mengutamakan program pendidikan untuk peningkatan kualitas anggota PWI Sulsel, serta berupaya membina hubungan dan kerjasama yang baik dengan media massa, khususnya media cetak mingguan dan majalah yangterbit di Sulsel.

''Kami siap membantu untuk pembinaan dan peningkatan kualitas anggota PWI Sulsel, serta pembinaan dan kerjasama dengan media cetak mingguan dan majalah, baik melalui PWI Sulsel maupun melalui forum atau lembaga lain,'' tandas Burhanuddin Mampo.

[Blog http://pedomanrakyat.blogspot.com/ berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]