Kamis, 30 September 2010

PWI Sulsel-Pemprov Sulsel Gelar Safari Jurnalistik

PWI Sulsel-Pemprov Sulsel Gelar Safari Jurnalistik

Makassar, 30 September 2010

Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Cabang Sulawesi Selatan bekerja-sama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan menggelar Safari Jurnalistik pada 16 kabupaten dan kota se-Sulawesi Selatan, 4 s/d 10 Oktober 2010.

Sekretaris Panitia, Hasan Kuba, didampingi wakil sekretaris M Razak Kasim, kepada pengelola blog http://pwi-sulsel.blogspot.com/, Asnawin, Rabu, 29 September 2010, menjelaskan, Safari Jurnalistik itu bertujuan memantau pelaksanaan program Pemprov Sulsel, yakni Pendidikan dan Kesehatan Gratis, pada 16 kabupaten dan kota se-Sulsel.

Ke-16 kabupaten dan kota yang akan dikunjungi yaitu Gowa, Bantaeng, Sinjai, Bone, Wajo, Luwu, Palopo, Sidrap, Enrekang, Toraja Utara, Toraja, Pinrang, Parepare, Barru, Pangkep, dan Maros.

Pelepasan peserta Safari Jurnalistik yang terdiri atas wartawan media cetak dan elektronik se-Sulsel akan dilakukan Gubernur Sulsel Dr H Syahrul Yasin Limpo SH MH MSi, di Baruga Sangiaseri Gubernuran Makassar, Senin, 4 Oktober 2010.

''Acara pelepasan akan diisi dengan penjelasan dan pemaparan oleh Gubernur Sulsel mengenai program pendidikan dan kesehatan gratis di Sulsel yang sudah berjalan selama dua tahun terakhir,'' tutur Hasan Kuba.

Para peserta nantinya diharapkan membuat laporan dari hasil perjalanan tersebut melalui media masing-masing. Selanjutnya, sebuah tim khusus yang dibentuk panitia akan menilai berita dan atau laporan para peserta untuk memilih enam karya jurnalistik terbaik.

''Enam karya terbaik akan diberikan penghargaan oleh Gubernur Sulsel,'' tambah Hasan.

Lomba Karya Jurnalistik

Beberapa bulan lalu, PWI Sulsel bekerjasama Pemerintah Kabupaten Enrekang mengadakan Lomba Karya Jurnalistik bidang pariwisata yang diikuti puluhan wartawan. Para peserta mengunjungi sejumlah objek wisata di Enrekang kemudian menuliskan laporannya di media masing-masing. Selanjutnya sebuah tim khusus menilai karya jurnalistik para peserta untuk memilih enam karya terbaik.

Hasil penilaian panitia, tulisan karya Fahmy Miala (mantan wartawan Kompas yang kini Pemimpin Redaksi Tabloid Demos yang terbit di Makassar) ditetapkan sebagai karya terbaik pertama.

Karya terbaik kedua berjudul "Geliat Pariwisata Enrekang Menanti Wisatawan" atas nama Syarifuddin May dari LKBN ANTARA Biro Utama Sulawesi Selatan. Karya terbaik ketiga atas nama Ahmadi Haruna dari surat kabar mingguan Tegas, Makassar.

Karya terbaik keempat atau pemenang harapan I diraih Jurlan dari surat kabar Perintis Nusantatra, harapan II Syaifudidn Kadir dari surat kabar Harian Fajar Makassar, dan harapan III Mamat Irmansyah dari surat kabar Mingguan Indonesia Pos.

Hadiah kepada para pemenang lomba karya jurnalistik dalam rangka HUT ke-50 Kabupaten Enrekang diserahkan oleh Bupati Enrekang Ir H Latinro Latunrung pada resepsi peringatan HUT ke-50 Kabupaten Enrekang, di Enrekang, Sabtu, 20 Februari 2010.

Lomba karya tulis jurnalistik kerja sama PWI Sulsel dengan Pemkab Enrekang diikuti 75 wartawan dari berbagai media nasional dan lokal dengan melibatkan tim juri dari akademisi, Humas, dan wartawan senior.

Tim juri masing-masing Prof Dr H Faizal Abdullah SH MH (Unhas) sebagai ketua, sekretaris Ronald Ngantung (Wakil Pemimpin Redaksi Harian Tribun Timur Makassar), anggota Kepala Biro Humas Pemprov Sulsel Drs H Agus Sumantri, Kepala Humas Unhas, Drs HM Dahlan Abubakar MHum, dan dosen ilmu komunikasi Fisip Unhas yang juga Ketua KPID Sulsel Dr Aswan Hasan MSi. (asnawin)

[Blog ini berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Minggu, 26 September 2010

Enam Kabupaten Super Kaya di Indonesia

Enam Kabupaten Super Kaya di Indonesia

Arinto Tri Wibowo
(VIVAnew/Ist)
Kamis, 23 September 2010
http://bisnis.vivanews.com/news/read/179026-kabupaten-di-indonesia-paling-makmur

VIVAnews - Beroperasinya perusahaan skala besar di suatu wilayah berkontribusi besar terhadap pendapatan asli daerah itu. Tak terkecuali bagi sejumlah wilayah kabupaten/kota di beberapa daerah di Indonesia.

Enam kabupaten/kota di Indonesia tercatat memiliki pendapatan per kapita tertinggi. Pendapatan per kapita itu merefleksikan produk domestik bruto (PDB) per kapita masing-masing kabupaten/kota tersebut.

Enam kabupaten/kota dengan pendapatan per kapita terbesar itu rata-rata mencatat PDB per kapita di atas Rp 100 juta. Kabupaten itu sebagian merupakan wilayah yang memiliki tambang, seperti emas, tembaga, batu bara, minyak dan gas. Namun, sebagian lagi menjadi pusat jasa, juga industri rokok yang menjadi urat nadi perekonomian wilayah tersebut.

PDB adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara/daerah pada periode tertentu. PDB merupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional/daerah.

Berdasarkan data yang dihimpun VIVAnews dari Badan Pusat Statistik (BPS) edisi Agustus 2010, Kota Bontang di Kalimantan Timur pada 2009 membukukan PDB per kapita tertinggi.

1. Kota Bontang, Kaltim



Tambang batu bara PDB per kapita Kota Bontang tercatat sebesar Rp368,05 juta. Bontang yang terletak sekitar 120 kilometer dari Samarinda itu berbatasan langsung dengan Kabupaten Kutai Timur di utara dan barat, Kabupaten Kutai Kartanegara di selatan, dan Selat Makassar di timur. Kaltim merupakan propinsi yang memberikan gaji atau upah tertinggi kedua secara nasional kepada karyawan atau buruh, yakni Rp2,15 juta per bulan.

Sejumlah perusahaan besar beroperasi di kota ini, di antaranya Badak NGL (gas alam), Pupuk Kalimantan Timur (pupuk dan amoniak), dan Indominco Mandiri (batu bara). Bontang juga memiliki kawasan industri petrokimia dan merupakan kota yang berorientasi di bidang industri, jasa serta perdagangan.

2. Kabupaten Mimika, Papua



Kabupaten Mimika di Papua selama 2009 membukukan PDB per kapita Rp295,05 juta. Di Kabupaten Mimika yang beribukota Timika itu beroperasi salah satu tambang emas terbesar dunia, PT Freeport Indonesia. Gaji atau upah rata-rata yang diterima pegawai atau buruh di Papua juga tertinggi di Indonesia, yakni Rp2,16 juta per bulan.
Kegiatan penambangan di lapangan tambang emas milik Freeport, di Papua.
Berdasarkan data Hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Pusat 2009, Kabupaten Mimika mencatat dana bagi hasil Rp424,33 miliar. Namun, perolehan dana bagi hasil itu masih lebih rendah dibanding Bontang yang mencapai Rp476,83 miliar.

3. Jakarta Pusat, DKI Jakarta



PDB per kapita tertinggi ketiga adalah Jakarta Pusat yang mencapai Rp224,41 juta. Sebagai daerah pusat ibukota pemerintahan, Jakarta Pusat diuntungkan dengan berkembangnya transaksi bisnis dan jasa. Upah atau gaji rata-rata yang diterima pegawai, pekerja atau buruh di Jakarta, tergolong tinggi, yakni Rp1,92 juta per bulan. Macet Jakarta

4. Kota Kediri, Jawa Timur



Suharti (57) menunjukkan produk rokok Gudang Garam di Pasar Pahing, Kediri. Sementara itu, Kota Kediri di Jawa Timur mencatatkan PDB per kapita Rp202,33 juta, atau menempati urutan keempat terbesar. Di kota kretek itu beroperasi pabrik rokok besar, PT Gudang Garam Tbk yang tahun lalu mencatatkan pendapatan Rp32,97 triliun.

5. Kabupaten Siak, Riau



kilang minyak offshore Di urutan berikutnya, Kabupaten Siak di Riau membukukan PDB per kapita Rp156,35 juta. Tidak ada perusahaan yang menonjol di daerah tersebut, meski potensi unggulan daerah ini adalah sektor pertambangan minyak bumi.

Kabupaten Siak juga memiliki potensi strategis mengingat daerahnya berada di wilayah segi tiga pertumbuhan ekonomi "Sijori" Singapura-Johor-Riau dan IMG-GT (Indonesia Malaysia Thailand Growth Triangle).

Dengan jarak hanya 150 kilometer dari Singapura, Siak diuntungkan sebagai persinggahan alternatif bagi kapal pedagang di Selat Malaka dan bahkan berpotensi besar menjadi relokasi industri dan layanan perdagangan internasional.

Namun, untuk dana bagi hasil, Siak menempati peringkat keempat terbesar atau mencapai Rp993,2 miliar. Penerimaan dana bagi hasil Kabupaten Siak ini hanya kalah dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sebesar Rp2,56 triliun, Bengkalis (Riau) Rp1,51 triliun, dan Kutai Timur (Kaltim) Rp1,05 triliun.

6. Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat



Konsentrator Batu Hijau, Sumbawa, milik PT Newmont Nusa Tenggara Kabupaten lainnya yang mampu membukukan PDB di atas Rp100 juta adalah Kabupaten Sumbawa Barat di Nusa Tenggara Barat (NTB). PDB per kapita kabupaten yang di daerahnya beroperasi perusahaan tambang besar, PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) itu mencapai Rp128,26 juta. (hs)

[Blog ini berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Berpidato, Ahmadinejad Bawa Injil dan A--Qur'an


Mahmoud Ahmadinejad memegang Al-Qur'an dan Injil dalam Sidang Tahunan Majelis Umum PBB di New York, Kamis 23 September 2010. Aksi itu dilakukan Ahmadinejad pada pertengahan pidato, setelah para diplomat dari Amerika Serikat, Eropa dan negara-negara lain melakukan aksi boikot (walkout). (int)

Selasa, 21 September 2010

Berita Seputar Pembakaran Al-Qur'an di Amerika Serikat



Berita Seputar Pembakaran Al-Qur'an di Amerika Serikat

Selasa pagi di Makassar, 21 September 2010, saya menerima pesan singkat (sms) dari salah seorang teman yang isinya berita tentang tewasnya pendeta Bob Old dalam sebuah kecelakaan mobil di Amerika Serikat. Bob Old bersama pendeta Danny Allen, pada 11 September 2010, dikabarkan telah membakar Al-Qur'an di Amerika Serikat.

Karena penasaran, saya kemudian menjelajah di internet untuk mengetahui kebenaran berita tersebut. Saya kemudian menyimpulkan bahwa berita tewasnya pendeta Bob Old belum bisa dipastikan kebenarannya, bahkan salah satu situs berita mengatakan bahwa pendeta Bob Old masih hidup.

Sebagai bahan bacaan, berikut saya tampilkan beberapa berita seputar pembakaran Al-Qur'an yang dilakukan dua pendeta di Amerika Serikat yang dilengkapi dengan beberapa foto. (asnawin)




Pendeta Bob Old Pembakar Al Quran Dikabarkan Tewas

Laporan: Amir Pallawa Rukka. amirpr10@yahoo.com
Senin, 20 September 2010 | 19:07 WITA
http://www.tribun-timur.com/read/artikel/128767/Pendeta-Bob-Old-Pembakar-Al-Quran-Dikabarkan-Tewas

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pendeta Bold Old yang pernah membakar Al Quran bersama dengan Pendeta Danny Allen dari Tennessee, Amerika Serikat, dikabarkan tewas setelah mengalami kecelakan pada hari ini. Polisi menemukan Al Quran dan satu kotak korek api di dalam mobilnya.

Informasi mengenai hal itu bisa ditemukan di http://www.firetrainingsite.com/article-pastor-bob-old-died-in-a-car-crash-sky-news.html. Situs lainnya yakni www.turntoislam.com.

Situs http://www.firetrainingsite.com/ tidak mengambarkan secara jelas mengenai kabar tersebut, kecuali memuat sejumlah laman (link) yang mengabarkan hal itu. Beberapa laman yang dicoba Tribun pada Senin (20/09/2010), sudah tidak bisa lagi diakses dengan alasan koneksi yang terganggu. Mungkin karena saking banyaknya orang yang membaca laman tersebut sehingga server situs itu tidak mampu melayani permintaan pengguna internet.

Bob membakar Al Quran bersama Danny Allen pad 11 September lalu untuk memperingati serangan teroris di Amerika Serikat, salah satunya dengan jatuhnya menara World Trade Center.(*)




Pendeta Pembakar Alquran Masih Hidup

Senin, 20 September 2010 - 11:35 wib
Rani Hardjanti - Okezone
http://international.okezone.com/read/2010/09/20/18/373787/pendeta-pembakar-alquran-masih-hidup

JAKARTA - Kabar pendeta pembakar Alquran tewas terpanggang dalam sebuah kecelakaan mobil, menghentakan berbagai kalangan.

Berita itu pun menjadi perbincangan hangat pada situs forum dan situs jejaring sosial, baik di tatanan lokal maupun internasional. Ada yang membenarkan berita itu, namun juga ada yang menyatakan itu adalah berita bohong. Kesimpangsiuran informasi itu membuat tanda tanya besar di kalangan publik.

Menurut WikiAnswers, kecelakaan mobil yang menimpa Pendeta Bob Old hanyalah sebuah informasi yang keliru.

"Ini masalah ketidaktahuan, ini merupakan masalah serius. Hingga saat ini, dia (Pendeta Bob Old) masih hidup dalam kondisi yang sehat. Jika dia benar tewas, maka itu akan menjadi berita besar," demikian dikutip okezone, dari WikiAnswers, Senin (20/9/2010).

Seperti diberitakan sebelumnya, beredar kabar bahwa pendeta Bob Old, yang membakar Alquran di belakang halaman rumahnya tewas terpanggang dalam sebuah kecelakaan mobil.
(rhs)




Pendeta Danny Allen dan Bob Old Bakar Alquran

Kamis, 16 September 2010 | 11:35 WIB
http://www.tribunlampung.co.id/read/artikel/13500

TRIBUN--Inilah Pendeta Danny Allen dan Pendeta Bob Old sedang membakar Alquran di rumah Old di Springfield, Amerika Serikat (AS).

Pendeta Bob Old dan Pendeta Danny Allen, keduanya membakar Alquran pada Sabtu (11/9) di hadapan sekelompok orang yang sebagiannya merupakan wartawan.

Kedua pendeta itu menyiram dua buah Alquran dan sebuah teks Islam lainnya dengan cairan pembakar, lalu menyulutnya dengan api. Mereka menyaksikan bersama-sama kitab suci umat Islam itu menjadi abu.

Aksi dua pendeta itu dilakukan di pekarangan belakang kediaman Old di Springfield. Mereka mengatakan aksinya merupakan pesan dari Tuhan.

Old mengatakan bahwa gereja telah mengecewakan banyak orang karena tidak mendukung aksinya. "Saya yakin bahwa sebagai negara kita berada dalam bahaya," ujarnya sebagaimana dikutip media online Tennessean.com.

"Ini adalah buku berisi kebencian, bukan cinta," katanya sambil memegang Alquran sebelum kemudian membakarnya.

"Ini adalah kitab palsu, Nabi Muhammad adalah nabi palsu dan itu merupakan wahyu palsu," kata mereka.

Kedua pendeta itu lantas melakukan apa yang disebutnya sebagai "demonstrasi damai" dengan sedikit gegap gempita. Delapan orang wartawan ikut menyaksikan aksi kedua rohaniwan gereja itu.

sumber:tribunnews.com


Pembakaran Alquran Ternyata Jadi Dilakukan

Desika Pemita
16/09/2010 18:34
http://berita.liputan6.com/luarnegeri/201009/296609/Pembakaran.Alquran.Ternyata.Jadi.Dilakukan

Liputan6.com, Springfiled: Pembakaran Alquran yang sebelumnya akan dilakukan oleh pendeta dari Florida Terry Jones, pada peringatan tragedi 11 September, urung dilaksanakan karena mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Namun ternyata pembakaran dilakukan oleh pengikut Terry, pendeta Bob Old dan Danny Allen. Mereka membakar Alquran di halaman belakang sebuah rumah di Springfileld, Amerika Serikat, Sabtu (11/9) silam.

Bob Old dan rekannya Danny Allen berdiri bersama di halaman belakang rumah tua. Mereka menyebut tindakan itu sebagai panggilan dari Tuhan. Mereka membakar dua salinan Quran dan satu teks Islam lainnya di depan segelintir orang, yang sebagian besar dari media.

Seperti dilansir Detroit News, ternyata pembakaran Alquran juga terjadi di Michigan. Sebuah Alquran dibakar di depan pusat ajaran Islam di kota tersebut.

Ryanne Nason, seorang cendekiawan Amerika Serikat, seperti dikutip koran lokal Mainecampus, Kamis (15/9), menyebut bahwa pembakaran yang dilakukan oleh sejumlah orang sangat menyedihkan dan memalukan.

Di AS, negara yang dibentuk pada keyakinan kebebasan beragama, setiap orang diberikan hak untuk mempraktikkan agama yang mereka yakini, seperti Yudaisme, Islam, Kristen, atau tidak menganut agama sama sekali.

Dengan membakar Alquran atau kitab suci agama lain, seluruh bangsa lain akan melihat AS sebagai negara tanpa kelas dan tidak etis, kata Nason.

Sungguh ironis bahwa Terry Jones atau Bob Old merasa memiliki perlindungan berdasarkan amandemen pertama untuk membakar kitab suci agama lain yang ia tidak percaya. Padahal semua muslim di AS dilindungi oleh undang-undang konstitusional yang sama. Hal ini akan memberikan cela pada reputasi Amerika.

Menurut Ryanne, orang beragama menggunakan moral yang kuat dan nilai-nilai, namun sekarang orang mendiskreditkan keyakinan mereka karena bersifat menghakimi dan intoleransi. Salah satu dari banyak alasan mengapa kita memiliki pasukan di Irak dan Afghanistan adalah untuk melawan penindasan dan penganiayaan agama terhadap penduduk negara di negara tersebut. Namun, saat ini ternyata warga negara Amerika sendiri yang melecehkan agama lain, katanya.

Di Chicago, Mohammed Kaiseruddin, Dewan Direksi Pusat Ajaran Islam memberikan gambaran terhadap pembakaran Alquran yang sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dianutnya. Ia mengatakan kepada Huffington Post hari ini,

"Kami merasa seperti sudah menjadi korban. Ketika kami memegang Alquran, kami memperlakukannya dengan sangat hormat. Kami tidak pernah menaruh salinan Alquran di lantai. Sejak kecil, kami selalu mengingatkan anak-anak untuk menghormati kitab suci ini. Kami juga mengajarkan kepada mereka ketika selesai membaca Alquran, mereka menutup dan menciumnya, lalu menyimpannya". (DES/IAN)


Anggota DPR Kecam Pembakaran Alquran

NASIONAL - HUMANIORA
Senin, 20 September 2010 , 14:39:00
http://www.jpnn.com/read/2010/09/20/72596/Anggota-DPR-Kecam-Pembakaran-Alquran

JAKARTA - Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Yoyoh Yusroh mengecam kasus pembakaran Alquran yang dilakukan oleh pendeta dari Florida Amerika Serikat, Terry Jones dan pendeta Bob Old serta Danny Allen bertepatan dengan peringatan tragedi 11 September. "Aksi pembakaran Alquran itu telah melukai dan mengusik keberagaman umat Islam di dunia," tegas Yoyoh, di DPR Senayan Jakarta, Senin (20/9).

Menurut Yoyoh, kejadian itu betul-betul telah merusak toleransi keagamaan dan dapat mengusik perdamaian dunia akibat dari reaksi yang akan muncul dari peristiwa itu. "Anehnya, dua pelaku Terry Jones dan Bob Old merasa memiliki perlindungan berdasarkan amandemen pertama untuk membakar kitab suci agama lain yang ia tidak percaya. Sementara dalam undang-undang yang sama semua Muslim di Amerika juga dapat perlindungan serupa," kata Yoyoh.

Karena itu, Yoyoh mendesak pemerintah Indonesia segera melakukan aksi diplomasi terhadap Amerika Serikat agar kejadian serupa tidak terulang dan menyebar kemana-mana. "Sebagai bangsa dengan penduduk mayoritas Muslim perlu melakukan diplomasi untuk mengingatkan bangsa lain agar menjaga toleransi dan kebebasan beragama karena kejadaian dimaksud bisa berdampak pada perdamaian dunia," imbuhnya.

Diingatkan Yoyoh, langkah diplomasi tersebut sangat penting dan strategis karena sesuai Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi Negara Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Inilah saatnya bagi bangsa ini untuk menyerukan kepada dunia agar umat manusia, termasuk umat beragama di Indonesia, konsisten menjaga toleransi dan perdamaian agar tidak terjebak pada perbuatan-perbuatan anarkis dan menyulut perpecahan," pungkasnya. (fas/jpnn)


[Blog ini berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Selasa, 07 September 2010

Mama, Biasanya Engkau Ada untuk Kami

Mama, Biasanya Engkau Ada untuk Kami

Oleh Asnawin

Setiap hari-hari terakhir ramadhan
Kami selalu pulang kampung
Berkumpul di rumah orangtua kami
Berlebaran bersama dalam suasana gembira

Setiap hari raya Idul Fitri
Mama selalu memasak untuk kami
Anak-anak dan para menantunya
Serta cucu-cucunya yang selalu ribut

Setiap kami pulang kampung
Mama selalu ada
Memasak, berada di dapur, menyapa
Bercengkrama, memberi nasehat, dan bercanda

Setiap saat, kami anak-anaknya
Selalu merindukan
Menelepon atau menerima telepon mama
Atau mendatangi rumah kami masing-masing

Mama, biasanya engkau ada untuk kami
Engkau selalu mendoakan kami
Tetapi lebaran kali ini
Engkau sudah tidak ada lagi

Mama, maafkan kami
Kami selalu merindukanmu
Semoga engkau bahagia di alam barzakh
Semoga Allah mengampuni dosa-dosamu

Makassar, 7 September 2010

[Blog ini berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan

Pemimpin, Keberanian, dan Perubahan

Oleh: Adjie Suradji

Harian Kompas, Senin, 6 September 2010
http://cetak.kompas.com/read/2010/09/06/03101393/pemimpin.keberanian.dan.perubahan

Terdapat dua jenis pemimpin cerdas, yaitu pemimpin cerdas saja dan pemimpin cerdas yang bisa membawa perubahan.

Untuk menciptakan perubahan (dalam arti positif), tidak diperlukan pemimpin sangat cerdas sebab kadang kala kecerdasan justru dapat menghambat keberanian. Keberanian jadi satu faktor penting dalam kepemimpinan berkarakter, termasuk keberanian mengambil keputusan dan menghadapi risiko. Kepemimpinan berkarakter risk taker bertentangan dengan ciri-ciri kepemimpinan populis. Pemimpin populis tidak berani mengambil risiko, bekerja menggunakan uang, kekuasaan, dan politik populis atau pencitraan lain.

Indonesia sudah memiliki lima mantan presiden dan tiap presiden menghasilkan perubahannya sendiri-sendiri. Soekarno membawa perubahan besar bagi bangsa ini. Disusul Soeharto, Habibie, Gus Dur, dan Megawati.

Soekarno barangkali telah dilupakan orang, tetapi tidak dengan sebutan Proklamator. Soeharto dengan Bapak Pembangunan dan perbaikan kehidupan sosial ekonomi rakyat. Habibie dengan teknologinya. Gus Dur dengan pluralisme dan egaliterismenya. Megawati sebagai peletak dasar demokrasi, ratu demokrasi, karena dari lima mantan RI-1, ia yang mengakhiri masa jabatan tanpa kekisruhan. Yang lain, betapapun besar jasanya bagi bangsa dan negara, ada saja yang membuat mereka lengser secara tidak elegan.

Sayang, hingga presiden keenam (SBY), ada hal buruk yang tampaknya belum berubah, yaitu perilaku korup para elite negeri ini. Akankah korupsi jadi warisan abadi? Saatnya SBY menjawab. Slogan yang diusung dalam kampanye politik, isu ”Bersama Kita Bisa” (2004) dan ”Lanjutkan” (2009), seharusnya bisa diimplementasikan secara proporsional.

Artinya, apabila pemerintahan SBY berniat memberantas korupsi, seharusnya fiat justitia pereat mundus—hendaklah hukum ditegakkan—walaupun dunia harus binasa (Ferdinand I, 1503-1564). Bukan cukup memperkuat hukum (KPK, MK, Pengadilan Tipikor, KY, hingga Satgas Pemberantasan Mafia), korupsi pun hilang. Tepatnya, seolah-olah hilang. Realitasnya, hukum dengan segala perkuatannya di negara yang disebut Indonesia ini hanya mampu membuat berbagai ketentuan hukum, tetapi tak mampu menegakkan.

Quid leges sine moribus (Roma)—apa artinya hukum jika tak disertai moralitas? Apa artinya hukum dengan sedemikian banyak perkuatannya jika moral pejabatnya rendah, berakhlak buruk, dan bermental pencuri, pembohong, dan pemalas?

Keberanian

Meminjam teori Bill Newman tentang elemen penting kepemimpinan, yang membedakan seorang pemimpin sejati dengan seorang manajer biasa adalah keberanian (The 10 Law of Leadership). Keberanian harus didasarkan pada pandangan yang diyakini benar tanpa keraguan dan bersedia menerima risiko apa pun. Seorang pemimpin tanpa keberanian bukan pemimpin sejati. Keberanian dapat timbul dari komitmen visi dan bersandar penuh pada keyakinan atas kebenaran yang diperjuangkan.

Keberanian muncul dari kepribadian kuat, sementara keraguan datang dari kepribadian yang goyah. Kalau keberanian lebih mempertimbangkan aspek kepentingan keselamatan di luar diri pemimpin—kepentingan rakyat—keraguan lebih mementingkan aspek keselamatan diri pemimpin itu sendiri.

Korelasinya dengan keberanian memberantas korupsi, SBY yang dipilih lebih dari 60 persen rakyat kenyataannya masih memimpin seperti sebagaimana para pemimpin yang dulu pernah memimpinnya.

Memang, secara alamiah, individu atau organisasi umumnya akan bersikap konservatif atau tak ingin berubah ketika sedang berada di posisi puncak dan situasi menyenangkan. Namun, dalam konteks korupsi yang kian menggurita, tersisa pertanyaan, apakah SBY hingga 2014 mampu membawa negeri ini betul-betul terbebas dari korupsi?

Pertanyaan lebih substansial: apakah SBY tetap pada komitmen perubahan? Atau justru ide perubahan yang dicanangkan (2004) hanya tinggal slogan kampanye karena ketidaksiapan menerima risiko-risiko perubahan? Terakhir, apakah SBY dapat dipandang sebagai pemimpin yang memiliki tipe kepemimpinan konsisten dalam pengertian teguh dengan karakter dirinya, berani mengambil keputusan berisiko, atau justru menjalankan kepemimpinan populis dengan segala pencitraannya?

Indonesia perlu pemimpin visioner. Pemimpin dengan impian besar, berani membayar harga, dan efektif, dengan birokrasi yang lentur. Tidak ada pemimpin tanpa visi dan tidak ada visi tanpa kesadaran akan perubahan. Perubahan adalah hal tak terelakkan. Sebab, setiap individu, organisasi, dan bangsa yang tumbuh akan selalu ditandai oleh perubahan- perubahan signifikan. Di dunia ini telah lahir beberapa pemimpin negara yang berkarakter dan membawa perubahan bagi negerinya, berani mengambil keputusan berisiko demi menyejahterakan rakyatnya. Mereka adalah Presiden Evo Morales (Bolivia), Ahmadinejad (Iran), dan Hugo Chavez (Venezuela).

Indonesia harus bisa lebih baik. Oleh karena itu, semoga di sisa waktu kepemimpinannya—dengan jargon reformasi gelombang kedua—SBY bisa memberikan iluminasi (pencerahan), artinya pencanangan pemberantasan korupsi bukan sekadar retorika politik untuk menjaga komitmen dalam membangun citranya. Kita berharap, kasus BLBI, Lapindo, Bank Century, dan perilaku penyelenggara negara yang suka mencuri, berbohong, dan malas tidak akan menjadi warisan abadi negeri ini. Sekali lagi, seluruh rakyat Indonesia tetap berharap agar Presiden SBY bisa membawa perubahan signifikan bagi negeri ini.

Adjie Suradji, Anggota TNI AU

[Blog ini berisi berita, artikel, feature, dan beragam informasi. Terima kasih atas kunjungan dan komentar anda.]

Jumat, 03 September 2010

Kota-kota Tertua di Dunia


LUXOR, MESIR. Dalam sejarah disebutkan banyak kota tua di dunia. Ada yang masih eksis sampai sekarang (abad ke-21), tetapi sebagian besar lainnya sudah hilang atau hanya bekas-bekas peninggalannya. Usia kota-kota ini telah mencapai ribuan tahun namun sampai kini kota-kota itu tetap eksis dan berkembang.

Istana Jepang



ISTANA MATSUMOTO, di Prefektur Nagano, salah satu Istana Jepang, dibangun menggunakan kayu dan batu sebagai bahan bangunan yang utama, dan dirancang sebagai pusat pertahanan sewaktu musuh datang menyerang.

Di masa perang dijadikan markas besar, tempat menyimpan dana keperluan perang, serta pusat penyimpanan perbekalan seperti makanan dan amunisi. Istana yang dianggap penting dijadikan tempat kediaman panglima perang, pusat pemerintahan dan tempat pengumpulan informasi tentang situasi perang.

Istana Tertua di Dunia Diubah Turki Jadi Museum Terbuka


SISA-SISA RERUNTUHAN KOTA HIERAPOLIS. Satu istana berusia 5.000 tahun ditemukan di Turki Timur, istana tertua di dunia, akan menjadi museum udara terbuka. Istana yang ditemukan di bawah tanah di Aslantepe Tumulus, satu permukiman kuno di desa Orduzu, Provinsi Malatya, itu dibangun pada 3.300 Sebelum Masehi. (int)